Selasa, 17 Desember 2013

Manusia SUPER tidak terbentuk dari manusia SEMPURNA





Kali ini masQOD akan membahas manusia SUPER. Kita terlahir di dunia ini itu dengan kelemahan dan kelebihan yang berbeda beda. Ada sebagian orang yang menganggap sebuah kelemahan adalah sebuah kekuatan untuk dirinya. Sehingga dia dapat lebih melakukan sesuatu hal yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh orang lain yang lebih beruntung darinya. Namun tak jarang, ada pula sebagian orang yang menganggap sebuah kelemahan sebagai sesuatu hal yang membatasi dirinya untuk bertindak dan menjadi manusia Super. Padahal hakikatnya, manusia itu tidak ada yang sempurna.
Awal Desember lalu, masQOD mencoba mendekati seseorang yang terlihat seperti depresi. Setelah masQOD tanya lebih dalam tentu dengan pendekatan yang super hati hati dan alami, akhirnya dia mau bercerita. Jadi ceritanya begini….


Sebut saja namanya Ruli. Ruli adalah seseorang yang terlahir dari keluarga “broken home”. Ayah dan ibunya sudah lama bercerai sejak ia duduk di bangku SMP. Dia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Sejak kejadian itu, Ruli tumbuh menjadi pribadi yang menutup diri. Dia selalu enggan terbuka untuk bersosialisasi dengan orang lain. Karena pikir dia, kalau dia bersosialisasi dengan orang lain, kisah hidupnya akan terkuak dan jadi banyak orang tau. Bukankah sudah menjadi hukum alam, orang yang mengenal lebih dalam kita itu akan selalu mencari tau tentang diri kita sebenarnya ? Padahal bukan hanya dia saja satu-satunya orang yang terlahir dari keluarga “broken home”. Diluar sana, banyak sekali orang yang terlahir dari keluarga yang mungkin lebih rumit dari kisah hidup Ruli. Namun Ruli merasa seolah-olah dirinyalah yang paling sial. Terlebih dengan keterbatasan matanya yang membuat Ruli semakin merasa terpuruk. Ruli memiliki mata minus yang sudah tinggi. Mata minusnya itu sudah dialaminya sejak SMP. Hal inilah yang membuat Ruli semakin membatasi diri untuk melakukan sesuatu hal. Bahkan, untuk bersosialisasi dengan teman-temannya dia tutup tutupin. Atau boleh dibilang “Pencitraan”.
Namun, saat masQOD bilang “Pencitraan”, Ruli tidak mau disebut “Pencitraan”. Karena menurut dia, semua hal yang dia tutupin selama ini itu semata-mata untuk memotivasi dirinya untuk bisa berbuat lebih dan dapat membuktikannya ke orang lain. Memang sih, motivasi diri bisa datang dari mana saja. Sampai saat ini Ruli masih sibuk dengan kelemahan dan keterbatasan dirinya. Pikir dia, kalau matanya sudah normal itu dia akan lebih gesit dalam melakukan sesuatu hal.
masQOD sengaja menulis tulisan ini dengan tujuan agar Ruli dapat membaca, yang mungkin dapat membongkar paradigma dan ideologi dia yang selama ini membatasi ruang geraknya. Tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Semua terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Meski terkadang, kita tidak diberi pilihan untuk menjalaninya, namun pada akhirnya kita harus memilih untuk menjalani hidup itu dengan positif ataupun negatif. Karena Hidup bukan lah menjadi pemenang atau menjadi pecundang ! namun, Hidup adalah tentang cara dia menentukan sebuah keputusan !
kisah kacamata minusku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar